Friday, January 3, 2014

bekerja sama

di sekolah SDIT, kedatangan murid baru, dia duduk di keas 4 SD. kelihatannya dia baik dan cantik.namanya Alulia.
seminggu pun berlalu, tapi ternyata di balik itu, Alulia berubah sikap drastis.ia sukanya marah, dan juga suka mengejek orang yang lebih rendah drajat darinya.
sebuah sahabat YaFaSa yaitu Naya, Syifa dan Ayasha tidak suka atas kelakuan Alulia. mereka pun mempunyai rencana, dan bekerja sama dengan kelas 4A.
rencana nya adalah:
Alulia:                        hello, gak lefel deh lo deket deket gue!
YaFaSa:                    hey siapa juga yang deket-deket kamu, yakan friends (berkata kepada                                        kelas 4a)
leas 4a:                      iya ya siapa juga yang deket-deket situ!

ya enggak?! nanti pasti dia kalah jumlah, pasti ngalah, kalau enggak nanti laporin ke kepala sekolah!.

wasalamualikum.wr.wb

Wednesday, January 1, 2014

bawang merah dan bawang putih

mari kawan coba lah kita dengar
crita tentang gadis cantik yang malang
dia bawang putih yang teraniaya
satu saudara dan ibu tirinya
malas bekerja di setiap harinya
mau nya hanya bersolek dan berpesta
bawang putih slalu setia
meski di dera ibu tiri nya
slalu gembira dalam bekerja 
tak pernah mengeluh dalam menjalaninya
bawang putih gadis yang sangat patuh 
rajin berdoa dan rajin bekerja
tekun dan jujur
akhirnya bahagia

jaman dahulu kala di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan seorang gadis remaja yang cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang bahagia. Meski ayah bawang putih hanya pedagang biasa, namun mereka hidup rukun dan damai. Namun suatu hari ibu bawang putih sakit keras dan akhirnya meninggal dunia. Bawang putih sangat berduka demikian pula ayahnya.

Di desa itu tinggal pula seorang janda yang memiliki anak bernama Bawang Merah. Semenjak ibu Bawang putih meninggal, ibu Bawang merah sering berkunjung ke rumah Bawang putih. Dia sering membawakan makanan, membantu bawang putih membereskan rumah atau hanya menemani Bawang Putih dan ayahnya mengobrol. Akhirnya ayah Bawang putih berpikir bahwa mungkin lebih baik kalau ia menikah saja dengan ibu Bawang merah, supaya Bawang putih tidak kesepian lagi.

Dengan pertimbangan dari bawang putih, maka ayah Bawang putih menikah dengan ibu bawang merah. Awalnya ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik kepada bawang putih. Namun lama kelamaan sifat asli mereka mulai kelihatan. Mereka kerap memarahi bawang putih dan memberinya pekerjaan berat jika ayah Bawang Putih sedang pergi berdagang. Bawang putih harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, sementara Bawang merah dan ibunya hanya duduk-duduk saja. Tentu saja ayah Bawang putih tidak mengetahuinya, karena Bawang putih tidak pernah menceritakannya.

Suatu hari ayah Bawang putih jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sejak saat itu Bawang merah dan ibunya semakin berkuasa dan semena-mena terhadap Bawang putih. Bawang putih hampir tidak pernah beristirahat. Dia sudah harus bangun sebelum subuh, untuk mempersiapkan air mandi dan sarapan bagi Bawang merah dan ibunya. Kemudian dia harus memberi makan ternak, menyirami kebun dan mencuci baju ke sungai. Lalu dia masih harus menyetrika, membereskan rumah, dan masih banyak pekerjaan lainnya. Namun Bawang putih selalu melakukan pekerjaannya dengan gembira, karena dia berharap suatu saat ibu tirinya akan mencintainya seperti anak kandungnya sendiri.

Pagi ini seperti biasa Bawang putih membawa bakul berisi pakaian yang akan dicucinya di sungai. Dengan bernyanyi kecil dia menyusuri jalan setapak di pinggir hutan kecil yang biasa dilaluinya. Hari itu cuaca sangat cerah. Bawang putih segera mencuci semua pakaian kotor yang dibawanya. Saking terlalu asyiknya, Bawang putih tidak menyadari bahwa salah satu baju telah hanyut terbawa arus. Celakanya baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Ketika menyadari hal itu, baju ibu tirinya telah hanyut terlalu jauh. Bawang putih mencoba menyusuri sungai untuk mencarinya, namun tidak berhasil menemukannya. Dengan putus asa dia kembali ke rumah dan menceritakannya kepada ibunya.

“Dasar ceroboh!” bentak ibu tirinya. “Aku tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mencari baju itu! Dan jangan berani pulang ke rumah kalau kau belum menemukannya. Mengerti?”

Bawang putih terpaksa menuruti keinginan ibun tirinya. Dia segera menyusuri sungai tempatnya mencuci tadi. Matahari sudah mulai meninggi, namun Bawang putih belum juga menemukan baju ibunya. Dia memasang matanya, dengan teliti diperiksanya setiap juluran akar yang menjorok ke sungai, siapa tahu baju ibunya tersangkut disana. Setelah jauh melangkah dan matahari sudah condong ke barat, Bawang putih melihat seorang penggembala yang sedang memandikan kerbaunya. Maka Bawang putih bertanya: “Wahai paman yang baik, apakah paman melihat baju merah yang hanyut lewat sini? Karena saya harus menemukan dan membawanya pulang.” “Ya tadi saya lihat nak. Kalau kamu mengejarnya cepat-cepat, mungkin kau bisa mengejarnya,” kata paman itu.

“Baiklah paman, terima kasih!” kata Bawang putih dan segera berlari kembali menyusuri. Hari sudah mulai gelap, Bawang putih sudah mulai putus asa. Sebentar lagi malam akan tiba, dan Bawang putih. Dari kejauhan tampak cahaya lampu yang berasal dari sebuah gubuk di tepi sungai. Bawang putih segera menghampiri rumah itu dan mengetuknya.
“Permisi…!” kata Bawang putih. Seorang perempuan tua membuka pintu.
“Siapa kamu nak?” tanya nenek itu.

“Saya Bawang putih nek. Tadi saya sedang mencari baju ibu saya yang hanyut. Dan sekarang kemalaman. Bolehkah saya tinggal di sini malam ini?” tanya Bawang putih.
“Boleh nak. Apakah baju yang kau cari berwarna merah?” tanya nenek.
“Ya nek. Apa…nenek menemukannya?” tanya Bawang putih.

“Ya. Tadi baju itu tersangkut di depan rumahku. Sayang, padahal aku menyukai baju itu,” kata nenek. “Baiklah aku akan mengembalikannya, tapi kau harus menemaniku dulu disini selama seminggu. Sudah lama aku tidak mengobrol dengan siapapun, bagaimana?” pinta nenek.Bawang putih berpikir sejenak. Nenek itu kelihatan kesepian. Bawang putih pun merasa iba. “Baiklah nek, saya akan menemani nenek selama seminggu, asal nenek tidak bosan saja denganku,” kata Bawang putih dengan tersenyum.

Selama seminggu Bawang putih tinggal dengan nenek tersebut. Setiap hari Bawang putih membantu mengerjakan pekerjaan rumah nenek. Tentu saja nenek itu merasa senang. Hingga akhirnya genap sudah seminggu, nenek pun memanggil bawang putih.
“Nak, sudah seminggu kau tinggal di sini. Dan aku senang karena kau anak yang rajin dan berbakti. Untuk itu sesuai janjiku kau boleh membawa baju ibumu pulang. Dan satu lagi, kau boleh memilih satu dari dua labu kuning ini sebagai hadiah!” kata nenek.
Mulanya Bawang putih menolak diberi hadiah tapi nenek tetap memaksanya. Akhirnya Bawang putih memilih labu yang paling kecil. “Saya takut tidak kuat membawa yang besar,” katanya. Nenek pun tersenyum dan mengantarkan Bawang putih hingga depan rumah.

Sesampainya di rumah, Bawang putih menyerahkan baju merah milik ibu tirinya sementara dia pergi ke dapur untuk membelah labu kuningnya. Alangkah terkejutnya bawang putih ketika labu itu terbelah, didalamnya ternyata berisi emas permata yang sangat banyak. Dia berteriak saking gembiranya dan memberitahukan hal ajaib ini ke ibu tirinya dan bawang merah yang dengan serakah langsun merebut emas dan permata tersebut. Mereka memaksa bawang putih untuk menceritakan bagaimana dia bisa mendapatkan hadiah tersebut. Bawang putih pun menceritakan dengan sejujurnya.

Mendengar cerita bawang putih, bawang merah dan ibunya berencana untuk melakukan hal yang sama tapi kali ini bawang merah yang akan melakukannya. Singkat kata akhirnya bawang merah sampai di rumah nenek tua di pinggir sungai tersebut. Seperti bawang putih, bawang merah pun diminta untuk menemaninya selama seminggu. Tidak seperti bawang putih yang rajin, selama seminggu itu bawang merah hanya bermalas-malasan. Kalaupun ada yang dikerjakan maka hasilnya tidak pernah bagus karena selalu dikerjakan dengan asal-asalan. Akhirnya setelah seminggu nenek itu membolehkan bawang merah untuk pergi. “Bukankah seharusnya nenek memberiku labu sebagai hadiah karena menemanimu selama seminggu?” tanya bawang merah. Nenek itu terpaksa menyuruh bawang merah memilih salah satu dari dua labu yang ditawarkan. Dengan cepat bawang merah mengambil labu yang besar dan tanpa mengucapkan terima kasih dia melenggang pergi.

Sesampainya di rumah bawang merah segera menemui ibunya dan dengan gembira memperlihatkan labu yang dibawanya. Karena takut bawang putih akan meminta bagian, mereka menyuruh bawang putih untuk pergi ke sungai. Lalu dengan tidak sabar mereka membelah labu tersebut. Tapi ternyata bukan emas permata yang keluar dari labu tersebut, melainkan binatang-binatang berbisa seperti ular, kalajengking, dan lain-lain. Binatang-binatang itu langsung menyerang bawang merah dan ibunya hingga tewas. Itulah balasan bagi orang yang serakah.

garuda muda

beribu pulau terbentang luas
itukah negri ku tercinta
ragam sukunya satu jiwa nya sebagai bangsa indonesia
burung garuda pemersatunya
dengan semboyan saktinya
bineka tunggal ika bunyinya
meski berbeda satu jua,
marilah kawan bergandeng tangan
kita menjaga kerukunan
giat belajar supaya pintar
aku lah anak indonesia.

sekuntum mawar merah

lihat kembangku sekuntum mawar
mekar kelopaknya bagai permata
merah merona warnanya segar
menghiasi taan ku indah
kumbang dan kupu-kupu
ramai datang kesana
riang menyanbut bunga mawar merah
kumbang dan kupu-kupu
 ramai datang kesana 
riang menyambut mawar merah.

indonesia

kami putra dan putri indonesia
berbangsa satu bangsa indonesia
kami putra dan putri indonesia
berbahasa satu bahasa indonesia
kami putra dan putri indonesia
bertanah air satu tanah air indonesia

kami putra dan putri indonesia
menjunjung tinggi nilai-nilai sejarah
sebagai mana kata-kata pejuang
mari kita lestarikan indonesia

kami putra dan putri indonesia
berbangsa satu bangsa indonesia
kami putra dan putri indonesia
berbahasa satu bahasa indonesia
kami putra dan putri indonesia
bertanah air satu tanah air indonesia

elingo gustimu wes ngelingake 
enjroning kitab suci seng tak terbataske 
gusti ra bakalan ngerubah nasib negoro
yo negoro kui seng haruse ngerubah dewe

embun pagi


"embun pagi"
embun pagi segarkan hari ini
bangkit semangatku, bersama mentari
kuniatkan hati, mengejar sang mimpi.
dengan ilmu, pasti kan ku dapati
kulangkahkan kaki, 
meski tak mudah semua kan ku jalani.
kelak kan ku pimpin du nia ini dengan mu PVC.
mari mari mari belajar,
tuntutlah ilmu kawan
mari mari berusaha, jangan lupa berdoa.

rodhitubillah hirobba
wabil islamidhina
wabhi muhamad nabyiya
nabiya warosullah

mimpi kita bersama

kalian pernah tahu, apakah mimpi kalian bisa tercapai?
jika kalian berusaha, kalian pasti bisa menggapai cita-cita kalian.
berusahalah selalu, jangan pantang menyerah.
aku tahu, kalian pasti bisa melakukan sesuatu.
berbuatlah kebaikan, agar kita di sayang oleh orang lain.
kita bisa hidup selama-lamanya, jika kita bisa menghasilkan karya, sebuah karya yang bisa menjadi kenang-kenangan hidup.
apakah kalian pernah berpikir kapan kalian akan meninggalkan dunia?!

"semua berawal dari mimpi"
hei kawan, yang ada di sana, jangan engkau menyerah.
aku disini, kamu di sana,
meski berbeda, tapi punya cita-cita yang sama.
ayo ayo ayo, ayo ayo ayo,
meraih bersama, menggapai cita-cita mu.
ayo ayo ayo, ayo ayo ayo
meraih bersama, bersama meraih mimpi.
jangan mudah menyerah.